SEMARANG,- Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Cabang Semarang Koordinator Jawa Tengah bersama PMI Kota Semarang mengadakan pelatihan perawatan paliatif dasar bagi relawan. Acara yang berlangsung di kantor UDD PMI Kota Semarang, Jalan Mgr Soegijapranata Nomor 31 Semarang itu diikuti sebanyak 70 relawan. Hadir dalam pelatihan itu, Ketua PMI Kota Semarang Dr. dr. Awal Prasetyo, Sp. THT-KL, M.Kes, Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang dr. Mochamad Abdul Hakam, Sp.PD, dan Ketua YKI Cabang Semarang dr. Eko Adhi Pangarsa, Sp.PD, K-HOM.
Ketua PMI Kota Semarang Dr. dr. Awal Prasetyo, Sp. THT-KL, M.Kes mengatakan, perawatan paliatif ialah upaya membantu manusia yang secara teknis-medis memerlukan dukungan dari aspek mental – spiritual serta sosial.
“Jadi tidak hanya aspek medis saja yang dikelola untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Lansia dengan berbagai problemnya, misalnya harapan usia hidup, penderita sakit berat seperti kanker dapat dibantu,” kata Awal Prasetyo, Jumat, 18 November 2022.
Menurut dr. Awal Prasetyo, PMI sebagai organisasi sosial – kemanusiaan memiliki sumber daya relawan bisa ikut mendukung kegiatan Pemkot Semarang dalam membantu warganya yang tinggal di lokasi di mana mereka tinggal. Oleh karena itu pihaknya menyiapkan sumber daya itu melalui pelatihan untuk meningkatkan kompetensi para relawan. “Jadi relawan PMI tidak hanya terpaku pada masalah kebencanaan, namun juga mencakup aspek kemanusiaan,” katanya.
Meski ini pelatihan dasar, dr. Awal Prasetyo berharap dapat tumbuh dan dilanjutkan ke tahapan berikutnya. Hal ini sekaligus untuk mengorganisasi diri relawan sebagai tulang punggung untuk mobilisasi masyarakat paliatif di Kota Semarang.
Kadinas Kesehatan Kota Semarang dr. Mochamad Abdul Hakam, Sp.PD mengapresiasi pelatihan perawatan paliatif yang dilakukan YKI Cabang Semarang bersama PMI Kota Semarang. Menurutnya, usia harapan hidup di Kota Semarang semakin tahun semakin naik. Tahun 2021 misalnya, usia harapan hidup sampai 77,6 tahun.
“Harapannya kita sudah mempersiapkannya. Jadi kalau sistem ketahanan kesehatan bagus meskipun jumlah kasusnya tidak banyak, tapi kita sudah mempersiapkannya dengan baik,” katanya.
Abdul Hakam mencontohkan saat terjadi Pandemi Covid-19, Pemkot Semarang melalui Dinas Kesehatan Kota Semarang memiliki sistem ketahanan yang sudah berjalan dengan baik. Apalagi, untuk menghadapi usia lansia, pihaknya yakin mampu karena memiliki relawan yang tangguh di samping tenaga kesehatan yang telah diberi pelatihan dalam mendukung perawatan paliatif di rumah. Kalau sudah memiliki sistem yang baik, masyarakat tak perlu perlu khawatir lagi soal perawatan lanjutan di rumah sakit.
“Kami yakin perawatan di rumah sakit tidak sampai dua bulan, tiga bulan, maka akan diteruskan di rumah masing-masing,” terangnya.
Abdul Hakam mendorong terbentukan relawan perawatan paliatif baik di tingkat kelurahan maupun RT dan RW. Sebab, tidak semua orang mampu, karena mungkin tinggal sendirian atau terbatas secara finansial. “Karena masyarakat atau relawan yang dilatih mampu membantu orang-orang yang membutuhkan terapi tersebut,” imbuhnya.
Sementara itu Ketua YKI Cabang Semarang dr. Eko Adhi Pangarsa, Sp.PD, K-HOM mengatakan, Yayasan Kanker Indonesia merupakan lembaga nirlaba yang memiliki fungsi mengampu dan meredakan kanker. Menurut dr. Eko Adhi, fokus YKI sebelumnya lebih pada deteksi dini, namun sekarang mulai bergeser kepada pasien navigator juga perawatan-perawatan supportive seperti paliatif. “Kenapa begitu? Karena sebagian besar kanker tidak bisa sembuh dan membutuhkan bantuan pada manusia lain yang sehat,” katanya.
Menurutnya tidak mungkin sebuah instansi kesehatan merawat pasien kanker sampai berbulan-bulan, sehingga bagaimana orang yang sehat merawat pasien penderita kanker saat di rumah tidak takut, meskipun nantinya kalau terjadi kedaruratan dapat kembali lagi ke rumah sakit. “Kami berharap kolaborasi YKI Cabang Semarang, Dinas Kesehatan Kota Semarang dan PMI Kota Semarang dapat memberikan bekal bagi relawan dan bermanfaat bagi masyarakat yang membutuhkan,” terangnya.
Bersama dengan Dinas Kesehatan Kota Semarang dan PMI Kota Semarang, pihaknya telah bersepakat meskipun telah ada alih teknologi dan transformasi ke digital, namun aspek kemanusiaan dan etika tidak dilupakan. Hal inilah, kata dr. Eko Adhi, yang menjadi semangat bersama dalam memanusiakan manusia sejak masih hidup sampai meninggal.
Penulis : Siswo Ariwibowo
Sumber : https://www.suaramerdeka.com/semarang-raya/pr-045717101/yki-pmi-kota-semarang-bekali-relawan-perawatan-paliatif-ini-manfaatnya/