PKMK – Yogya. Alumni angkatan 80 Fakultas Kedokteran UGM bekerjasama dengan Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM, Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Sardjito, dan Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK) FK – KMK UGM menyelenggarakan webinar Perawatan Paliatif tahap 4 seri 9 yang berjudul “Aspek Sosial dalam Perawatan Paliatif” pada Sabtu (19/11/2022). Webinar ini telah membahas mengenai peran keluarga dalam tim paliatif dan sebagai sasaran dalam perawatan paliatif; dukungan sosial yang diperlukan keluarga dalam memberikan layanan paliatif; dan peran serta masyarakat dalam perawatan paliatif. Webinar seri 9 kali ini dimoderatori oleh Dr. dr. Maria A. Witjaksono, MPALLC.
Peran Keluarga dalam Tim Paliatif dan sebagai Sasaran dalam Perawatan Paliatif
Pada sesi pertama, Martina Sinta Kristanti, S.Kep, Ns, MN, PhD membuka materi dengan menjelaskan definisi dari pengasuh keluarga atau family caregiver. Dalam berbagai literatur, family caregiver didefinisikan sebagai seseorang yang memiliki atau tidak memiliki hubungan keluarga, namun secara erat dan lekat terlibat dalam proses perawatan pasien. Poin yang menarik, family caregiver di negara-negara Barat dan Asia memiliki pengertian yang berbeda. Di negara Barat, umumnya family caregiver hanya mencakup keluarga inti (misalnya orang tua, anak, atau pasangan), sedangkan di negara Asia dapat mencakup seluruh keluarga besar. Perbedaan ini dipengaruhi oleh nilai-nilai dan budaya yang dianut setiap negara.
Menilik situasi di Indonesia, penelitian telah menunjukkan bahwa family caregiver ternyata terlibat sangat erat dalam proses perawatan paliatif di rumah sakit, mulai dari membantu aktivitas sehari-hari pasien hingga terlibat pada aspek fisik, sosial, psikologis, spiritual, dan finansial. Family caregiver memiliki beban yang sangat tinggi dalam mengasuh pasien, hingga terkadang mereka mengabaikan kebutuhan dan perasaannya sendiri. Padahal tidak ada keluarga manapun yang siap menjadi caregiver walaupun mereka memiliki latar belakang pendidikan kesehatan, karena terdapat ikatan emosi yang mereka miliki dengan pasien. Oleh karena itu, tenaga kesehatan harus mampu menjaga keseimbangan dan memahami dengan baik kapan keluarga menjadi bagian dari tim paliatif, dan kapan keluarga benar-benar membutuhkan layanan untuk diri mereka sendiri.
Dukungan Sosial yang Diperlukan Keluarga dalam Memberikan Layanan Paliatif
Di sesi kedua, dr. Ika Syamsul Huda, MPH, Sp.PD, FINASIM membahas berbagai masalah sosial yang sering muncul dalam perawatan paliatif dan strategi untuk memberikan dukungan sosial bagi pasien dan keluarga. Faktanya, masalah sosial dalam perawatan paliatif mencakup domain yang sangat luas, diantaranya masalah terkait nilai dan praktik budaya dan kepercayaan; hubungan dan peran keluarga, teman, serta komunitas; pengasingan dan pengabaian pasien oleh lingkungannya; keamanan dan kenyamanan; privasi dan keintiman; pekerjaan; masalah finansial; masalah-masalah terkait hukum seperti surat kuasa untuk bisnis dan surat wasiat; perlindungan pengasuh keluarga; perwalian; serta masalah hak asuh. Oleh sebab itu, dukungan kepada keluarga, pengasuh, dan teman dekat pasien merupakan fitur integral dari perawatan paliatif yang baik.
Salah satu bentuk dukungan sosial dan tanggung jawab penyedia layanan terhadap keluarga pasien adalah dengan menawarkan palliative family meeting (PFM) sesuai kebutuhan. Dalam pertemuan tersebut, tenaga kesehatan perlu mengkaji perubahan peran dan dampaknya dalam keluarga, mengidentifikasi masalah dan bantuan yang diperlukan oleh pasien dan keluarga, mengidentifikasi support system dari orang sekitar, menginformasikan sumber daya yang tersedia di masyarakat untuk mengatasi masalah social yang dialami, serta membicarakan tentang rencana perawatan lanjutan.
Peran Serta Masyarakat dalam Perawatan Paliatif
Memasuki sesi terakhir, dr. Agus Ali Fauzi, PGD, Pall Med (ECU) menekankan kembali bahwa perawatan paliatif membutuhkan kerja sama tim interdisipliner, termasuk sukarelawan dari masyarakat. Volunteer atau sukarelawan dapat berasal dari masyarakat awam atau pensiunan dokter, dosen, atau guru besar yang terpanggil untuk membantu pasien paliatif di lingkungannya. Keberadaan sukarelawan bertujuan untuk menjembatani permasalahan yang dialami pasien dan keluarganya dengan tenaga kesehatan, sehingga masalah tersebut dapat teratasi dengan baik. Untuk itu, baik tenaga kesehatan maupun unsur masyarakat perlu memiliki sikap empati, peduli, menerapkan komunikasi efektif, serta bekerja dengan tulus dan ikhlas dalam melayani pasien paliatif.
Berbicara tentang keterlibatan unsur masyarakat dalam perawatan paliatif, stakeholder utama dalam hal ini adalah dinas kesehatan kota/kabupaten melalui puskesmas. Selain itu, tim Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) bidang kesehatan juga berperan penting sehingga mereka perlu dilatih agar menjadi kader yang handal dalam mendampingi pasien. Lembaga Swadaya Masyarakat seperti Yayasan Kanker Indonesia juga merupakan wadah untuk memfasilitasi kebutuhan pasien paliatif kanker. Tak hanya itu, perusahaan, perorangan (donatur), serta media juga perlu dirangkul untuk bersama-sama membantu terwujudnya tujuan perawatan paliatif.
Reporter: Salwa Kamilia Cahyaning Hidayat, S.Gz
Materi & Rekaman Video Klik Disini