Reportase Webinar Paliatif Seri 10: Aspek Spiritual, Kultural & Complimentary Therapy dalam Perawatan Paliatif

Reportase Kegiatan

PKMK-Yogya. Alumni angkatan 80 Fakultas Kedokteran UGM bekerjasama dengan Rumah Sakit Akademik (RSA) UGM, Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Sardjito, dan Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK) FK-KMK UGM menyelenggarakan webinar Perawatan Paliatif tahap 4 seri 10 yang mengangkat topik Aspek Spiritual, Kultural & Complimentary Therapy dalam Perawatan Paliatif pada Sabtu (19/11/2022). Webinar ini telah membahas mengenai dukungan spiritual bagi pasien dalam perawatan paliatif, dukungan spiritual yang diperlukan keluarga dalam memberikan layanan paliatif, dan peranan complimentary therapy dalam perawatan paliatif. Sama halnya dengan webinar seri 9, kegiatan ini dimoderatori oleh Dr. dr. Maria A. Witjaksono, MPALLC.

Dukungan Spiritual bagi Pasien dalam Perawatan Paliatif

Webinar perawatan paliatif seri ke-10 dibuka dengan penyampaian materi oleh Dr. dr. Probosuseno, SpPD-KGer, FINASIM, SE, MM. Salah satu tujuan utama perawatan paliatif adalah meningkatkan kualitas hidup pasien pada dimensi fisik, psikologis, sosial, dan spiritual. Pada dimensi spiritual, pasien diharapkan dapat meyakini bahwa hidupnya berarti dengan menaruh harapan pada kekuasaan yang lebih besar dari manusia (Tuhan atau yang diagungkan). Oleh karena itu, saat seseorang sakit, hendaknya ia berikhtiar dengan melakukan pengobatan medis kepada ahlinya (penyedia layanan Kesehatan) serta selalu bersabar, berbaik sangka, dan tidak berputus asa kepada Tuhan.

Menurut Probo, bentuk dukungan spiritual yang dapat diberikan kepada pasien diantaranya dengan menyampaikan kata-kata dan sentuhan yang halus, mengajak pasien beribadah dan berdo’a bersama, mendo’akan pasien, berzikir, mengajarkan Latihan pasrah diri (LPD), melatih meditasi, serta memberikan hadiah dan nasehat-nasehat yang dapat menenangkan pasien.

Dukungan Spiritual yang Diperlukan Keluarga dalam Memberikan Layanan Paliatif

Pada sesi kedua, Dr. dr. Tjokorda Gde Dharmayuda, SpPD-KHOM, FINASIM membuka materi dengan menyampaikan bahwa spiritual terbangun oleh suatu kepercayaan dan keyakinan pada budaya manusia, yang nantinya terstruktur di dalam adat dan kebiasaan masyarakat. Dukungan spiritual akan menjiwai implementasi layanan paliatif, sehingga dalam menghadapi situasi terminal pasien, dukungan spiritual dapat diberikan dalam bentuk pengetahuan, etika pikiran, kata-kata, serta perilaku yang bersahabat.

Ada berbagai bentuk dukungan spiritual yang dapat diberikan oleh penyedia layanan kesehatan kepada pasien dan keluarga, misalnya dengan bersedia menjadi partner persahabatan, bekerja dengan ikhlas dalam mengoptimalkan martabat pasien saat menghadapi penyakit dan kematiannya, menghindari perselisihan, dan berusaha menguatkan pasien dan keluarga untuk sama-sama bersabar dengan kondisinya. Sebagai penutup, Tjokorda menjelaskan bahwa diperlukan dukungan moral agar pasien dan keluarganya dapat memahami bahwa semua peristiwa, penyakit, dan penderitaan adalah alasan indah untuk menerima, menyambut, dan mensyukuri kasih sayang sumber pribadi tinggi kita. 

Peran Pengobatan Komplementer dalam Perawatan Paliatif

Memasuki sesi terakhir, dr. Aldrin, Sp.Ak., Subs-G(K), MARS, M.Biomed, M.Kes, SH membuka materi dengan menjelaskan jenis pengobatan yang ada saat ini. Berdasarkan dokumen WHO, jenis-jenis pengobatan tersebut meliputi pengobatan konvensional, pengobatan tradisional, dan pengobatan komplementer. Pengobatan komplementer adalah pengobatan yang bukan termasuk pengobatan konvensional, serta juga bukan pengobatan asli dari daerah tersebut. Berdasarkan pengertian tersebut, maka pengobatan tradisional di negara lain dapat menjadi pengobatan komplementer di Indonesia dan begitu pula sebaliknya.

Prinsip pengobatan komplementer/tradisional adalah optimalisasi dan revitalisasi fungsi-fungsi tubuh untuk meningkatkan kemampuan pertahanan tubuh dalam beradaptasi dengan penyakit. Dengan adanya keseimbangan antara penyebab gangguan kesehatan dan kemampuan tubuh untuk beradaptasi, maka pasien akan dikatakan sehat secara komplementer. Aldrin menuturkan bahwa terapi komplementer tidak bertujuan untuk memperpanjang usia, namun bertujuan agar kita sampai pada umur kita dengan keadaan yang sehat dan bugar.

Menilik dari sudut pandang perawatan paliatif, obat komplementer dapat dimanfaatkan untuk membantu mengurangi mual dan muntah, mengatasi gangguan tidur, membantu menekan rasa nyeri, meningkatkan daya tahan tubuh, serta mempercepat penyembuhan luka, tentunya tanpa menggantikan obat-obatan konvensional yang sudah menjadi gold standard.

Reporter: Salwa Kamilia Cahyaning Hidayat, S.Gz


Materi & Video Rekaman Klik Disini

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *